Jumat, 26 Juli 2013

DISC Concept

Disc concept - Mengenal dan memahami disc concept untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dalam lingkungan pekerjaan dan bisnis

Banyak ahli yang mengatakan bahwa untuk mencapai sukses, peranan keterampilan berkomunikasi seseorang jauh lebih besar daripada peranan kemampuan teknisnya.

Pernahkan anda mengalami mengapa seorang karyawan yang memiliki keahlian ( dan jujur lagi) tapi tampaknya bos tidak suka padanya. Mungkin kalau ditanyakan ke bos tersebut ia juga nggak tau. Pokoknya nggak cocok aja. . . makanya karirnya tidak naik-naik. Mungkin anda juga memiliki seorang anak yang “agak lain” dan selalu nggak nyambung kalau berkomunikasi dengan anda. Akibatnya komunikasi tidak lancar dan sang anak tidak pernah mau mengadukan masalahnya kepada orang tuanya.

Kita dilahirkan berbeda beda. Hal ini menyebabkan setiap orang memiliki cara pandang dan cara sikap serta cara tindak yang berbeda dalam menghadapi suatu hal. Bisa dikatakan bahwa setiap orang memiliki personality yang berbeda atau unik. Demikian pula perilaku yang tampak dan dapat diketahui oleh orang lain.  Ada banyak teori dan konsep mengenai perilaku ini. Salah satu konsep yang banyak digunakan saat ini untuk memahami perilaku (behaviour) seseorang adalah DISC concept.   Konsep DISC ini menggambarkan tipe dasar perilaku seseorang dalam kaitannya dengan sikap atau perilaku orang lain terhadapnya, yaitu :

D merupakan kependekan dari “Dominance”
I merupakan kependekan dari “Influence”
S merupakan kependekan dari “Steadiness”
C merupakan kependekan dari “Compliance”

Ada orang yang tipe D saja, I saja, S saja ataupun C saja. Namun kebanyakan orang merupakan type kombinasi dengan huruf lainnya, contohnya orang DI atau orang DC. Contoh lain adapula orang yang tipenya IS saja atau SC, atau SI, dlsb.
Tipe ini tidaklah menjelaskan baik atau buruk, benar atau salah, maupun jujur atau tidak jujur. Tergantung kepada masing-masing individunya.

Tipe Dominan
Orang yang ekstrim “D”, sesuai namanya memang dalam pergaulan cenderung menunjukkan sikap untuk mendominasi. Kalau bicara nadanya agak lebih keras dibandingkan tipe lain, demikian juga cenderung tidak mau kalah dan mendominasi suasana. Orang dengan tipe D ini, apabila ia menanyakan sesuatu hal kepada orang lain sangat tidak suka dengan jawaban atau penjelasan yang bertele-tele, maunya langsung ‘to the point’ saja.


Orang tipe D ini juga menyukai tantangan dan hal-hal yang baru dan mereka dapat bekerja pada suatu kondisi yang kurang jelas. Misalnya mengerjakan proyek baru yang belum ada aturan dan prosedurnya. Juga dapat lebih diandalkan untuk melakukan pekerjaan yang tanpa pengarahan/supervisi. Orang ini berani berbeda pendapat dan “bentrok” dengan orang lain. Sayangnya orang tipe ini akan bosan bila mengerjakan pekerjaan yang bersifat rutin dan tidak ada tantangan.

Tipe Influence
Sffat orang ini terutama adalah suka bergaul dengan banyak orang , ingin dan suka tampil. Bahkan dalam takaran tertentu menunjukkan kecenderungan untuk menarik perhatian, orang lain, baik melalui perkataan dan nada suara, pakaian, ataupun kelakuannya.
Ciri umum orang ini adalah penuh ekspresi, suka bicara, berpakaian yang menarik perhatian. Sebagian besar presenter profesional, MC, dan artis/aktor film adalah orang bertipe I
Karena bakat alamnya (kata orang Betawi emang udah dari sononye) orang ini mudah mempengaruhi orang lain untuk sesuatu hal. Dalam dunia pekerjaan orang tipr “I” akan lebih mudah menjalankan tugas marketing atau sales. Dalam lingkungan sosial juga mudah mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu. Untuk tugas MC acara apapun, wajib menggunakan orang tipe ini agar acara menjadi semarak.

Tipe Steady

Ada persamaan orang ripe I dan tipe S, yaitu keduanya suka bergaul dan bertemu orang. Dalam bahasa Inggriss bisa disebut “people oriented”. Kalau diajak berkumpul orang tipe ini akan jarang sekali menolak, bahkan akan sangat kecewa apabila ia tidak diundang.
Orang-orang tipe S ini sikapnya tenang, tidak suka konflik. Prinsip utamanya adalah kebersamaan dan ketenangan. Dalam melakukan pekerjaan orang tipe ini tidak begitu suka ada tekanan atau ketergesaan. Apalagi bila tidak ada petunjuk jelasa dalam pelaksanaan pekerjaan.
Perbedaan orang S dengan orang I adalah, orang S tidak butuh menonjolkan diri. Ia butuh untuk menjadi bagian dari kebersamaan. Ia tidak suka perbedaan, inginnya sama dengan orang lain dalam komunitasnya. Kalau terlibat dalam konflik ia lebih baik mengalah (supaya jangan ribut).
Orang I butuh perhatian. Orang I bergabung dalam komunitas sosial untuk mendapat perhatian. Sedangkan orang S bergabung untuk dapat memberikan sumbangsihnya. Sebagian besar orang Indonesia adalah bertipe S ini.

Tipe ComplianceDalam bahasa Inggris orang tipe ini “Compliance to the rules”. Artinya cenderung untuk mengikuti aturan dan prosedur serta tatanan yang berlaku. Sebagai contoh, orang ini tidak suka melanggar peraturan lalu lintas, tidak suka datang terlambat dan sering komplain apabila orang lain melanggar norma dan aturan.
Orang tipe C ini bersifat kritis, kalau bekerja lebih tekun, dan tidak membutuhkan perhatian dari orang lain. Berfikir cenderung lebih rasional (menggunakan otak kiri). Kalau ia diajak untu melakukan sesuatu dan “di dalam kepalanya” tidak mendapatkan alasan yang logis untuk apa, maka ia tidak akan mau. Tapi kalau ia mendapatkan alasan yang logis, ia mau melakukan sesuatu walaupun berbeda dari kebanyakan orang.
Orang tipe C kurang ekspresif, lebih dingin dan kaku, namun biasanya memiliki suatu bakat teknis yang lebih dari orang lain. Untuk jenis pekerjaan teknis tertentu yang tidak memerlukan banyak interaksi dengan oarang lain perlu dicari orang tipe C ini. Sebagai contoh, programmer komputer, dokter, atau auditor haruslah orang bertipe C ini karena pekerjaan tersebut memerlukan lebih keseriusan dan ketelitian.

APLIKASI :
Pengetahuan konsep D.I.S.C ini sangat banyak aplikasinya, karena kehidupan ini penuh dengan interaksi hubungan antar manusia. Mulai interaksi di dalam keluarga, hubungan kerja, dalam merekrut karyawan yang sesuai untuk suatu jabatan tertentu, mempertimbangkan mitra bisnis, dlsb.

Selain penjelasan ringkas diatas masih banyak lagi yang perlu digali tentang konsep ini. Ada karakteristik tertentu akan tipe kombinasi D.I.S.C. Masing-masing tipe memiliki bakat dan keistimewaannya sendiri-sendiri, juga memiliki kekurangan, ada hal-hal yang tidak disukainya, serta ada hal-hal yang akan menjadi faktor motivasinya. 

Dengan memahami bahwa setiap orang memiliki tipe yang berbeda (bisa juga sama dengan kita) maka kita akan dapat lebih memahami sikap, cara kerja, dan pola tindakan orang tersebit. Akibatnya kita akan dapat berinteraksi dengan lebih baik dengan berbagai tipe orang yang berbeda.

Jadi ? . . .
Dengan memahami Disc Concept, anda akan dapat mengenali tipe diri anda serta orang-orang lain yang berinteraksi dengan anda . . .

Oleh : 
Mursalin Asbi
Disc Concept Practitioner


Gunakan link berikut apabila anda tertarik untuk download  e-book, video ataupun bahan lain terkait  disc concept


Kamis, 25 Juli 2013

Sejarah DISC Concept

Mengenal sedikit Sejarah DISC Concept

Pada awal abad 19 para ahli psikologi dan ilmu-ilmu psikologi hanya mempelajari dan membahas perilaku serta problema orang-orang yang menyimpang saja (sakit jiwa).  Pada saat itu belum ada perhatian terhadap sikap dan perilaku orang normal.  Barulah pada tahun 1928 seorang konsultan psikologi dan dosen yaitu   Dr. William Moulton Marston membuat sebuah buku yang berjudul ‘ The Emotion of Normal People”.  Beliau tampaknya lebih dahulu mulai menyadari bahwa orang ‘normal’ pun ternyata memiliki sisi-sisi yang menarik karena perbedaan ‘personality” nya.  

Kalau kita kembali ke jaman yang lebih awal, di Yunani banyak hal yang dihubungkan dengan 4 unsur (air, api, tanah, dan udara), sehingga sifat dan karakter manusia-pun dijelaskan dengan empat unsur ini.   Pada awal abad 4 SM, Hypocrates meneliti dan menemukan persamaan serta perbedaan dalam perilaku manusia dan membaginya atas empat kelompok.  Pada tahun 1921, C.G. Jung mulai memperkenalkan empat tipe yang berorientasi pada fungsi psikologi yaitu ‘thinking’, ‘feeling’, ‘sensation’, dan ‘ intuition’. 
Mungkin terbawa oleh kebiasaan empat unsur tersebut, atau memang sengaja untuk mempermudah, beliau Dr. Marston membuat empat tipe dasar manusia yang dilambangkan dengan empat huruf diatas.
Dengan dimulainya era ilmiah maka Dr. William Moulton Marston membuat kuosioner yang digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi tipe orang, apakah seseorang termasuk tipe D, I, S, C ataupun gabungan tipe huruf tersebut.   Pada masa kini, kuosioner telah lebih disempurnakan oleh para ahli psikologi modern dan bahkan dengan menggunakan komputer analisis atas kuosioner tersebut dapat dihasilkan dengan lebih cepat    
Marston’s  model
Dr. Marston kemudian membuat model, seperti yang telah anda lihat  pada halaman sebelumnya dimana ada empat huruf yang disusun dalam suatu kuadaran.  Susunan huruf di dalam kuadaran tentu saja memiliki arti, karena terdapat ada sifat/tipe orang pada kuadaran kiri.  Demikian pula ada persamaan orang yang terletak pada kuadaran kanan, kuadran atas, dan juga ada persamaan sifat orang pada kuadaran bawah. 
Masing-masing huruf menggambarkan suatu ‘tipe dasar’ manusia.  Jadi, dengan model ini, dapat dikatakan bahwa ada empat tipe dasar yaitu :
-     Orang tipe ‘D’
-     Orang tipe ‘I
-     Orang tipe ‘S
-     Orang tipe ‘C
Perlu ditambahkan disini, bahwa model ini tidak menjelaskan baik atau buruk, bagus/tidak bagus, benar/salah seseorang.  Namun murni menjelaskan perbedaan orang-orang dalan berperilaku dalam kaitannya dengan suatu situasi atau tindakan sosial tertentu terhadapnya (how someone behave in a certain situation).
Tapi tunggu dulu , . .
Dalam kenyataan ada orang yang merupakan gabungan huruf-huruf tersebut.  Jadi ada orang tipe ‘DC’, ada orang dengan tipe ‘DI’, orang dengan tipe ‘IS’ atau orang dengan tipe ‘SI’.  Dan ada juga orang yang merupakan gabungan 3 tipe dasar tersebut seperti ‘DIC’, ‘SIC’ dan lain sebagainya.  Biasanya sifat yang paling menonjol disebutkan duluan. Orang ‘SIC’ berarti orang tersebut memiliki sifat ‘S’ paling menonjol, baru sifat ‘I’ yang disusul dengan sifat ‘C’ nya.
Apakah orang yang sama tipenya berarti juga sama ?
Nah ternyata adalagi kemungkinan perbedaannya.  Ada orang yang sifat ‘D’-nya terlalu kuat, namun ada orang lain yang juga tipe ‘D’ namun sedikit saja (tidak terlalu ‘D’).  Demikian pula ada orang yang sifat ‘I’ nya ‘keterlaluan’ dan orang lainnya mungkin hanya sedikit saja ‘I’ nya.
Agar lebih mudah, tipe seseorang pada konsep DISC ini dapat dituangkan dalam bentuk grafik (tentu saja setelah menganalisis melalui kuosioner).
Gambar diatas adalah suatu contoh grafik DISC  seseorang.    Orang yang digambarkan dari grafik ini memiliki ‘D’ yang terletak di bagian sebelah atas.  Sedangkan sifat ‘I’, ‘S’, dan ‘C’ nya terletak dibagian bawah.  Jelas terlihat bahwa orang ini bersifat ‘D’.
Orang lain mungkin memiliki sifat ‘D’ yang tidak jauh dari titik tengah, bahkan mungkin terletak disebelah bawah.  Orang yang titik ‘D’ nya terletak jauh dari tengah berarti memiliki sifat ‘D’ yang lebih ‘keras’ daripada orang yang ‘D’ nya dekat dengan garis tengah.
Ini suatu contoh orang lain lagi.  Orang ini tidak memiliki sifat ‘D’.  Dari grafik  dapat dilihat bahwa orang ini adalah orang yang bertipe ‘CIS’ dengan sifat ‘C’ dan ‘I’ nya yang menonjol, namun juga memiliki sifat ‘S’. 
Demikianlah sedikit uraian latar belakang disc concept

Oleh : Mursalin Asbi